Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2024

Fiksi Mini: Memutuskan untuk Kembali

Gambar
Ilustrasi gambar (Sumber: unsplash.com/ @evelynparis )   AKU dalam perjalanan menuju rumah yang sudah lama kutinggalkan selama bertahun-tahun. Karena kejadian itu, kami tidak berkomunikasi lagi. Bukan! Lebih tepatnya karena perkataanku yang membuat perasaan orang yang paling kusayangi dan paling kuhargai...terluka. Sungguh, sebetulnya bukan ini yang kumau. Pada awalnya aku ragu, apakah kepulanganku ke rumah itu akan menimbulkan masalah baru? Apakah orang itu masih marah padaku? Aku takut, sungguh takut. Tidak sanggup hati ini menghadapi kebencian yang akan kuhadapi nanti. Tapi, seseorang pernah berkata padaku, "Kamu harus pulang. Dia sedang menunggu kamu. Dia udah enggak marah lagi sama kamu." Hanya berbekal keyakinan tersebut aku memberanikan diri untuk menjejakkan kaki ke rumah itu lagi. Selain karena penasaran, sesungguhnya...aku juga merindukannya. Merindukan semua yang ada di sana, merindukan mereka semua, dan...merindukan dia. Seseorang yang telah membesarkanku dan tel...

Fiksi Mini: Suatu Hal yang Berkaitan dengan...Keajaiban

Gambar
Ilustrasi gambar (Sumber: unsplash.com/ @benwhitephotography ) LELAH menunggu. Satu setengah tahun ini masih menganggur. Sementara teman-teman seangkatanku sudah mendapatkan karier impiannya. Ingin kuteriak, merasa semua usaha yang kulakukan sia-sia. Sebenarnya apa yang salah?! *** Beberapa hari setelahnya, notifikasi WhatsApp masuk ke ponsel. Aku masih frustrasi saat itu. Dikatakan bahwa aku diundang untuk interview  besok lusa. Aku tak percaya kalau keajaiban sungguh terjadi. Hingga rasanya ingin menangis. *** Aku lupa, ketika berdoa ada 3 hal yang selalu kupercaya: langsung dikabulkan, tidak langsung dikabulkan, dan tidak dikabulkan karena—mungkin—bukan pilihan baik lalu digantikan dengan yang lebih baik. Maafkan aku, Ya Allah. Dan...terima kasih, sekali lagi Engkau t'lah mengabulkan permintaanku.[]